Laporan Baru Memberikan Peringkat Keberlanjutan di Seluruh Dunia – Keadaan Planet Bumi

Laporan Baru Memberikan Peringkat Keberlanjutan di Seluruh Dunia – Keadaan Planet Bumi


Ketika dunia terus menghadapi tantangan baru terkait perubahan iklim, bagaimana kita mengukur upaya nasional dan global dalam mencapai tujuan keberlanjutan dan mengatasi permasalahan lingkungan yang semakin meningkat?

Selama 25 tahun terakhir, Pusat Internasional untuk Jaringan Informasi Ilmu Bumi (CIESIN) telah berkolaborasi dengan Pusat Hukum dan Kebijakan Lingkungan Yale pada Indeks Kinerja Lingkungan (EPI)—pada dasarnya, merupakan kartu skor keberlanjutan yang berbasis bukti dan memiliki banyak aspek.

Meskipun ada beberapa kemajuan menuju keberlanjutan dalam beberapa tahun terakhir, EPPI 2024 menyoroti banyak area untuk perbaikan.

Diagram lingkaran menunjukkan persentase berbagai kategori dan indikator yang digunakan dalam analisis EPI 2024
Gambar tersebut menunjukkan kerangka EPI 2024, yang menggabungkan 58 indikator ke dalam 11 kategori isu dan tiga tujuan kebijakan utama. Sumber: Blok S dkk. Indeks Kinerja Lingkungan 2024. https://epi.yale.edu/

Indeks ini memberikan ringkasan keberlanjutan di seluruh dunia berdasarkan peringkat 180 negara berdasarkan mitigasi perubahan iklim, vitalitas ekosistem, dan kesehatan lingkungan. EPI menggunakan 58 indikator kinerja berbeda dalam 11 kategori untuk menilai setiap negara, melacak tren, dan mengidentifikasi keberhasilan intervensi kebijakan.

Skor EPI adalah cara untuk menyoroti tidak hanya kinerja negara-negara dalam upaya mereka mengatasi berbagai tantangan lingkungan hidup, namun juga perbandingannya satu sama lain. Mereka menilai kepatuhan negara terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, Perjanjian Perubahan Iklim Paris tahun 2015 dan Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal.

EPI 2024 memperkenalkan beberapa metrik baru sebagai respons terhadap tujuan yang berkembang dan laporan lingkungan terkini. Misalnya, tahun ini kita melihat kemajuan negara-negara dalam mengurangi emisi rumah kaca (GRK)—menilai negara-negara mengenai seberapa cepat mereka mengurangi emisi dan seberapa dekat mereka mencapai target nol bersih (net zero).

Analisis tersebut menemukan bahwa jumlah emisi GRK di lebih banyak negara mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya, namun hanya lima negara yang mampu mengurangi emisi hingga mencapai angka nol bersih pada tahun 2050. jika negara-negara yang terus mengurangi emisi dengan laju yang sama seperti saat ini: Estonia, Finlandia, Yunani, Timor-Leste, dan Inggris

Di AS, negara dengan peringkat ke-34 dalam daftar tersebut, tingkat emisi mengalami penurunan secara perlahan; sementara Tiongkok, Rusia dan India terus menghasilkan tingkat emisi GRK yang lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Peta dunia menggunakan warna untuk menunjukkan peringkat keberlanjutan di 180 negara, dengan warna merah sebagai negara yang paling tidak ramah lingkungan dan biru sebagai negara yang paling ramah lingkungan.
Peta peringkat Indeks Kinerja Lingkungan secara keseluruhan. Sumber: Blok S dkk. Indeks Kinerja Lingkungan 2024. https://epi.yale.edu/

Untuk pertama kalinya, EPI 2024 juga memperkenalkan metrik baru untuk menghitung seberapa baik suatu negara melindungi habitat penting, serta indikator untuk mengukur efektivitas kawasan lindung yang dikendalikan oleh masing-masing negara. Metrik ini merupakan respons langsung terhadap tujuan Kerangka Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal yang bertujuan melindungi 30 persen daratan dan lautan pada tahun 2030.

Dari indikator-indikator baru ini, terlihat jelas bahwa banyak negara telah mencapai tujuan perlindungan kawasannya, namun hilangnya ekosistem alami terus menjadi tantangan besar. Laporan ini menunjukkan pentingnya pendanaan yang memadai bagi kawasan lindung dan pengembangan standar perlindungan lingkungan yang diatur dengan baik melalui kerja sama dengan masyarakat lokal. Di 23 negara, lebih dari 10% lahan yang dilindungi terdiri dari bangunan dan lahan pertanian, sementara di 35 negara terdapat lebih banyak penangkapan ikan di dalam kawasan perlindungan laut dibandingkan di luar kawasan.

Plot sebar menunjukkan hubungan antara skor EPI dan PDB per kapita.
Plot sebar menunjukkan hubungan antara skor EPI dan PDB per kapita. Sumber: Blok S dkk. Indeks Kinerja Lingkungan 2024. https://epi.yale.edu/

Secara keseluruhan, skor indeks berkorelasi positif dengan kekayaan nasional, meskipun ada titik di mana kekayaan yang lebih tinggi menyebabkan berkurangnya keuntungan. Namun, tidak ada negara yang dapat mengklaim keberlanjutan penuh berdasarkan EPI 2024.

Dengan meningkatnya kekayaan, negara-negara dapat membiayai infrastruktur yang lebih baik untuk kebutuhan-kebutuhan penting seperti air minum yang lebih bersih dan pengelolaan limbah, serta memperluas upaya energi terbarukan. Namun, negara-negara kaya juga bertanggung jawab atas konsumsi yang lebih tinggi, yang menyebabkan lebih banyak emisi GRK, timbulan limbah, dan kerusakan ekosistem.

EPI memberikan peringatan kepada negara-negara berkembang untuk menghindari kesalahan yang dilakukan oleh negara-negara kaya dalam perjalanan mereka menuju industrialisasi. Hal ini juga mencakup pengingat penting bagi negara-negara kaya untuk mewaspadai konsumsi berlebihan yang dapat menyebabkan degradasi lingkungan dan membantu berinvestasi di negara-negara berkembang guna menjamin masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi seluruh planet bumi.

Avatar admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *